Banda Aceh - Ketua Fraksi Gabungan Gerindra-PKS, Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Abdurahman Ahmad, Sabtu (14/2/2015) turun langsung ke Gampong Lamreh, untuk mengunjungi Nurdin, dhuafa yang hidup di sebuah gubuk yang layak disebut kandang. Turunnya politisi tersebut setelah membaca berita dari The Globe Journal.

Ditemani oleh Ketua Satria Aceh -salah satu sayap pemuda Partai Gerindra- Riski Safri, sekitar pukul 14.30, Abdurahman bergerak ke Blang Ulam, Lamreh, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar.

Di sana, dia bertemu dengan Nurdin yang baru saja pulang dari berjualan ikan keliling. Di tempat itu, Abdurahman sempat tidak sanggup berkata-kata, setelah melihat pemandangan menyedihkan di depan matanya.

“Masya Allah, masih ada masyarakat yang hidup seperti ini. Sungguh tak layak,” Gumam lelaki berkulit putih tersebut.

“Inilah kondisi saya pak. Silahkan bapak lihat sendiri,” Ujar Nurdin sambil menjelaskan kondisi ekonominya kepada wakil rakyat itu.

Dengan mata agak berkaca-kaca, Abdurahman kemudian meminta Nurdin untuk menyiapkan berbagai administrasi. Dia mengatakan akan berusaha memperjuangkan rumah bagi lelaki miskin asal Laweung, Pidie. “Siapkan segala administrasi. Saya akan berusaha memperjuangkan ini di DPRA,” Ujarnya sambil memberi limit kepada Nurdin.

Sebelum beranjak pulang, lelaki peramah tersebut menyerahkan bingkisan berupa sembako dan pakaian.

“Ini oleh-oleh dari saya. Maafkan saya bila baru turun sekarang. Doakan semoga saya bisa melakukan sesuatu untuk perubahan kondisi di sini dan Aceh secara umum,” Kata Abdurahman sambil mencoba tersenyum. Ada gurat duka di wajahnya.

Nurdin adalah salah satu contoh tentang kondisi rakyat Aceh yang masih diliputi kemiskinan yang akut. Saat turun ke Lamreh, Abdurahman melihat sendiri, bahwa kawasan itu, masih sangat tertinggal.

Kepada Nurdin, ibu-ibu yang ikut meramaikan kehadiran wakil rakyat tersebut, mengadukan bahwa anak-anak sekolah seringkali kesulitan untuk menempuh pendidikan, karena minimnya transportasi.

“Bahkan sering tak jadi bersekolah, karena tidak berhasil menemukan tumpangan,” Ujar seorang ibu kepada Abdurahman.

Selain itu, air bersih juga menjadi kendala tersendiri. Untuk minum, warga di sana membeli air isi ulang yang dijual oleh pedagang keliling. Sedangkan untuk memasak dan MCK, mereka mengandalkan air sumur yang agak asin serta agak sulit didapatkan.

Kehadiran Abdurahman bagai oase bagi rakyat di sana. Sebab belum pernah ada pejabat daerah yang turun ke daerah tertinggal tersebut.

“Saya berterima kasih kepada pak Rahman yang telah turun ke sini. Ini yang pertama bagi kami kedatangan wakil rakyat,” Ujar seorang warga yang menolak untuk dipotret.

Seorang warga lainnya juga memuji Rahman. “Kami tahu Gerindra tidak punya kursi yang banyak di DPR. Tapi sekarang saya melihat bahwa ternyata untuk membantu, minimal mendengar keluhan rakyat, tidaklah di ukur dari seberapa banyak kursi dewan. Terima kasih Pak ya,”

Kepada The Globe Journal, Abdurahman mengatakan bahwa apa yang dia temui di tempat itu, tentu menjadi catatan bagi dirinya dan fraksi yang dia pimpin. “Kawasan ini perlu perhatian. Sangat tertinggal sekali. Saya tidak sanggup membayangkan, bila saya yang menjadi masyarakat di sini. Insya Allah saya akan berupaya untuk memperjuangkan perubahan kondisi rakyat di sini, semampu saya,” Imbuhnya. 

Sumber :  theglobejournal.com

Posting Komentar

 
Top